April 16, 2011















A warm sprawl. Entah sunyi berarti bisikan bossa dengan lirik Jawa dari radio berantena bengkok, teh tawar yang selalu gratis; entah berarti kayu-kayu reyot (yang seperti disembunyikan dari hingar-bingar kebaruan) dan asbak yang tidak pernah bersih, atau terpal bocor di atas temaram lampu yang cukup lima watt saja. Hangat, saya jadi tidak perlu marah kalau susu jahe terlambat disajikan; tidak marah kalau teteh sedikit terdistraksi sinetron di televisi dapur. Suwun, cak- semuanya bisa menunggu.
Rasanya ingin bayar lebih.

No comments: